SELAMAT DATANG

penilaian dan pengukuran

Konsep Evaluasi

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
Viviane dan Gilbert de Lansheere (1984) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara pemberian tes kepada pembelajar. Terlihat disana bahwa acuan tes adalah tujuan pembelajaran.

Konsep Penilaian

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

Konsep Pengukuran

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.
Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan pengukuran.

Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran

Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masing2:
  • Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
  • Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
  • Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.

Jenis-jenis evaluasi pembelajaran

Jenis-jenis evaluasi pembelajaran yang sering digunakan  mencakup  4 macam.  Menurut  Norman E.Gronlund  evaluasi yang harus dilaksanakan  mencakup :


Tes Sumatif Formatif   (Formative Test)
Test Formatif disajikan ditengah program pendidikan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik dan pendidik.  Berdasarkan hasil test itu pendidikan dan peserta didik dapat mengetahui apa yang masih perlu dijelaskan kembali agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran lebih baik.  Peserta didik dapat mengetahui bagian bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasainya agar dapat mengupayakan perbaikannya.  Pendidik juga dapat melihat bagian mana yang umumnya belum dikuasai peserta didik, sehingga dapat mengupayakan penjelasan yang lebih baik dan luas agar mereka dapat menguasai bahan tersebut.

Tes Sumatif (Summative Test)
Jenis tes ini biasanya diberikan pada akhir tahu ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan meskipun maknanya telah diperluas untuk dipakai pada tes akhir caturwulan atau semester.  Oleh karena itu, tes ini dimaksudkan untuk memberikan nilai yang menjadi dasar penentuan kelulusan dan/atau pemberian sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran dengan hasil baik.  Karena umumnya merupakan tes akhir tahun atau akhir jenjang pendidikan, ruang lingkupnya pun sangat luas meliputi seluruh bahan yang telah disajikan sepanjang tahun atau sepanjang jenjang pendidikan.  Tingkat kesukaran soalnya pun bervariasi.


Tes Penempatan (Placement Test)
Tes ini disajikan pada awal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan disajikan.  Dengan demikian, siswa dapat ditempatkan pada kelompok yang sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki.  Tentu saja, hal ini tidak berlaku untuk sistem klasikal seperti yang dilaksanakan di Indonesia.  Tes ini hanya dapat diterapkan pada sekolah yang menggunakan sistem individual.  Tes ini biasanya disusun dengan ruang lingkup yang luas dan tingkat kesukaran yang dimiliki bervariasi agar antara siswa yang telah dan yang belum menguasai pelajaran dapat membedakan.


Test Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikan.  Sepintas lalu, tes ini tampak seperti tes formatif namun penyusunannya berbeda dengan tes formatif atau jenis tes lainnya.  Karena tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa, pendidik harus terlebih dahulu mengetahui bagian mana dari pendidikan yang memberikan kesulitan belajar pada peserta didik.  Hal itu berarti bahan tes formatif harus disajikan terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang belum dikuasai peserta didik.  Setelah diketahui bagian mana yang belum diketahui siswa.  Butir-butir soal yang lebih memusat pada bagian itu dapat dibuat sehingga dapat dipakai untuk mendeteksi bagian-bagian pokok bahasan atau sub-pokok bahasan yang belum dikuasai untuk selanjutnya dibuatkan beberapa soal yang tingkat kesukaran yang relatif rendah.  Tujuannya adalah agar dapat diperoleh informasi bahwa unit tertentu belum dikuasai sehingga soalnya tidak dapat dijawab meskipun soal-soal itu umumnya mudah.  Atas dasar informasi semacam ini, pendidik dapat mengupayakan perbaikannya

INTERPOLASI polynomial

clc
clear all
x1=3.2; y1=22;
x2=2.7; y2=17.8;
x3=1;   y3=14.2;
x4=4.8; y4=38.3;
x5=5.6; y5=51.7;
X=[x1^0 x1^1 x1^2 x1^3 x1^4;x2^0 x2^1 x2^2 x2^3 x2^4;x3^0 x3^1 x3^2 x3^3 x3^4;x4^0 x4^1 x4^2 x4^3 x4^4;x5^0 x5^1 x5^2 x5^3 x5^4];
Y=[y1;y2;y3;y4;y5];
A=X\Y;
fprintf('Y = %5.2fx^0 + %5.2fx^1 + %5.2fx^2 + %5.2fx^3 + %5.2fx^4 \n',A(1),A(2),A(3),A(4),A(5))
disp('================')
disp(' i     x      y ')
disp('================')
x=3;
for i=1:20
    y=A(1)*x^0+A(2)*x^1+A(3)*x^2+A(4)*x^3+A(5)*x^4;
    fprintf('%3g %5.2f %5.2f \n',i,x,y)
    x=x+1;
end

INTERPOLASI LINIER

clc
clear all
x=5;
x1=2.1;
x2=4.5;
y1=3;
y2=5.5;
disp('================')
disp(' i     x      y ')
disp('================')
for i=1:20
    y=y1+((x-x1)*(y2-y1)/(x2-x1));
    fprintf('%3g %5.2f  %5.2f \n',i,x,y)
    x=x+1;
end

Rasamu....Rasanya

bagaimanapun Dia Tidak akan pernah tahu...........


Sampai kapan pun Kau menunggu..............

Kau harus memberitahukannya ..........

Lewat KATA.............RASA..............ataupun..........RAGA

Jika Tidak....

semua akan sia-sia

Kau tahu Rasamu?...........

Apakah Kau tahu Rasanya?..............

Dan diapun begitu kepada Rasamu...

Sampaikan Rasamu!!!!!!!!!!!!!!

Aagar kau tahu Rasanya...........

Usahakan Waktumu......

Selalu dihadapannya....

Menarik perhatiannya.....

Rapshon dan Rapshon Termodifikasi

mcontoh penjabaran Algoritma

untuk f(x) = x^3 - 3x^2 - x + 9
dan x0= - 1
 => Rapshon
clc
clear all
err=0.00001;
x( 1)=-1;
i=1;
f=x(i)^3-3*x(i)^2-x(i)+9;
f1=3*x(i)^2-6*x(i)-1;
x(i+1)=x(i)-f/f1;
while abs(x(i)-x(i+1))>err
    i=i+1;
    f=x(i)^3-3*x(i)^2-x(i)+9;
    f1=3*x(i)^2-6*x(i)-1;
    x(i+1)=x(i)-f/f1;
    disp(sprintf('%3g %8.5f %8.5f',i,x(i),f))
end
disp(sprintf('hasil akar = %8.5f',x(i)))
xg=linspace(-2,2);
yg=xg.^3-3*xg.^2-xg+9;
plot(xg,yg,'*m')
grid on

=>Rapshon Termodifikasi
clc
clear all
err=0.00001;
x( 1)=-1;
i=1;

APA ITU PARADOKS ?

gak pernah terpikirkan sebelumnya. apa bener matematika itu ilmu yang pasti ataukah ada paradoks didalamnya? eh ternyata yang namanya matematika yang katanya ilmu pasti, tak sepasti yang kamu kira. contohnya kayak gini: 12 x 2 = 24,  dimana 12 = 24 / 2 atau 2 = 24 / 12.
lho apa hubungannya angka diatas dengan paradoks matematika?
tentu ajah ada. coba u perhatikan contoh dibawah ini:
12 x 0 = 0, klo kita menuruti kaidah rumus diatas, untuk mendapatkan nilai 12 maka 0 harus dibagi dengan 0 kan? (12 = 0 / 0) nyatanya rumus diatas untuk 0 tidak berlaku. inilah yang dikatakan paradoks :)
ada lagi contoh niy: 0 / 0 = 8 ????
bener coba kamu perhatikan operasi berikut: 8 x 0 = 0. brarti untuk angka-angka yang lain jg berlaku ( 0/0 bisa saja nilainya – (minus) tak terhingga hingga + (plus) tak terhingga).


Akan tetapi tapi tahukah anda apa itu paradoks.. menurut persi wikipedia bahasa indonesia
Paradoks
adalah suatu situasi yang timbul dari sejumlah premis (apa yg dianggap benar sbg landasan kesimpulan kemudian; dasar pemikiran; alasan; (2) asumsi; (3) kalimat atau proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dl logika) . yang diakui kebenarannya yang bertolak dari suatu pernyataan dan akan tiba pada suatu konflik atau kontradiksi.

kau hanyalah Bunga

ku ingin cinta ini dapat kau sambut..
ku harapkan perasaan ini kau tahu...
rasa cinta ini sangat menyakiti...
sungguh ku ingin kau jadi miliku...
namun berat untuk ku mengucapkannya,...
biar cukup hanya untuk ku kagumi?
rasa ini yang sebenarnya....
ku tak ingin lagi  berdusta,...
sungguh ku cinta kau....
rasa dan arti cinta....
ingin sekali ku katakan,,,,,,,,,,,,
 "aku suka padamu"..........
*aku rindu padamu*............
"Ku ingin selau ada bersamamu"..................
namun.........
cinta ini menyiksa ...........
ku harap kau juga merasakan......
apa yg kurasakan.......
tanpa banyak tanda tanya..
cinta berlepas birahi tanpa disertai kata jiwa dan raga......
kulihat semua berbeda,............
pandanganku takkan pernah sama
dirinya......... aku cinta dengan pandangan yang berbeda
lelah;..........
melepuh;..........
bahkan memvonis diriku salah............
dengan berjuta inaugurasi takkan menghasilkan apa-apa........
karena cinta tercipta sebagai puas nafsu semata...........
tak akan mengerti arti cinta.............
............karena kau hanyalah Bunga.............

*reduct from "bunga" bondan Prakoso

kesalahan dan dunia

Dunia

oleh Lesi Imoet pada 07 Januari 2011 jam 12:46

Dunia adalah tempat kematian,dan siapapun yg memujinya tidak akan terpuaskan setinggi apapun kedudukan kita,sehebat apapun jabatan kita dan seberapapun kekayaan kita disana kita takan pernah merasa puas
Ini bukti dunia hanya tempat translit or mampir tak seorangpun terpuaskan oleh dunia

Kesalahan

oleh Lesi Imoet pada 07 Januari 2011 jam 17:15

Kita adalah manusia biasa oleh karena itu kita bisa melakukan kesalahan,
Kita memang tidak sempurna dan tidak mungkin menjadi sempurna.
Melakukan sebuah kesalahan adalah manusiawi oleh karena itu akuilah kesalahan kita!!
Kesalahan menuntut kita untuk mempelejari kembali sesuatu yg sudah terjadi.kesalahan juga akan memimpin kita untuk mengambil tindakan yg lebih baik.
Kesalahan adalah sahabat yg memberi petunjuk apa yg seharusnya kita lakukan. Sadarilah bahwa dibalik kesalahan tersimpan kesempatan emas tersembunyi,,
Flag Counter