SELAMAT DATANG

Kaya apa Sukabumi ?

oleh : Edi Junaedi, periset PSIK Universitas Paramadina dan Freedom Foundation dan mantan Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Sukabumi,


“Kab.Sukabumi sebagai daerah yang kaya akan sumber daya Air, setiap hari jutaan liter air disedot dan dibawa ke Jakarta sebagai pusat pemasaran, namun setiap hari pula masyarakat setempat harus membeli air Rp.500 / gelas serta kekeringan di musim panas”
Kekayaan sumber daya air yang melimpah di Sukabumi ternyata bukan sebagai berkah bagi warga asli di kawasan nan subur ini. Mengapa?Meskipun Sukabumi dikenal sebagai daerah pamasok air bersih, namun warga setempat secara ekonomi belum menikmati segarnya kucuran rupiah dari eksploitasi air bersih di daerah mereka. Siapa yang tak kenal dengan nama Babakan Pari, Sukabumi? Bagi konsumen air minum dalam kemasan (AMDK), mereka pasti melihat nama itu tertera dalam kemasan botol plastik, yang menyebutkan air minum itu berasal dari Babakan Pari, Gunung Salak, Sukabumi.

Tetapi, mengapa kehidupan warga Sukabumi tak terangkat, padahal jelas-jelas jutaan liter air bersih disedot dari kawasan pegunungan di wilayah selatan Kota Bogor itu. Jawabannya adalah sikap pebisnis yang hanya mementingkan kantong mereka tanpa peduli dengan kehidupan warga sekitar dan lingkungan hidup di mana mereka menguras air sepuasnya. Di kawasan Sukabumi ini, ada sebuah korporasi yang berbisnis di bidang sumber daya air alami, yaitu PT Aqua Golden Mississippi (PT Aqua). Perusahaan ini telah meraup keuntungan ratusan miliar rupiah per tahun melalui eksploitasi air bersih, yang kemudian mereka jual dalam berbagai kemasan, mulai dari gelas plastik, botol plastik, botol kaca dan Botol galon yang dimuat ratusan tronton tia hari. .

Namun, aksi eksploitatif mereka ternyata belum dibarengi dengan kepedulian sosial dan lingkungan. Akibatnya, jutaan lahan di Sukabumi kini justru menderita defisit air tanah. Dan kekecewaan warga makin menyelimuti kawasan ini karena korporasi itu juga melanggar ketentuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan tidak melaksanakan corporate social responsibility (CSR), yaitu kepedulian perusahaan terhadap kehidupan masyarakat sekitar. apakah dari Pemerintah Kabupaten dan Komisi I DPRD Sukabumi telah mendesak PT Aqua untuk melaksanakan ketentuan Amdal dan CSR. Ataukah pemerintah menerima uang dari PT miliki konglomerasi makanan dan minuman Prancis, Danone, dan masyarakat pun tidak tahu, entah apa yang terjadi, terpenting adalah Rakyat Sukabumi khususnya warga setempat harus beli Air dalam kemasan Rp.500/gelas.

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter