Jenis-jenis evaluasi pembelajaran yang sering digunakan mencakup 4 macam. Menurut Norman E.Gronlund evaluasi yang harus dilaksanakan mencakup :
Tes Sumatif Formatif (Formative Test)
Test Formatif disajikan ditengah program pendidikan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik dan pendidik. Berdasarkan hasil test itu pendidikan dan peserta didik dapat mengetahui apa yang masih perlu dijelaskan kembali agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran lebih baik. Peserta didik dapat mengetahui bagian bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasainya agar dapat mengupayakan perbaikannya. Pendidik juga dapat melihat bagian mana yang umumnya belum dikuasai peserta didik, sehingga dapat mengupayakan penjelasan yang lebih baik dan luas agar mereka dapat menguasai bahan tersebut.
Tes Sumatif (Summative Test)
Jenis tes ini biasanya diberikan pada akhir tahu ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan meskipun maknanya telah diperluas untuk dipakai pada tes akhir caturwulan atau semester. Oleh karena itu, tes ini dimaksudkan untuk memberikan nilai yang menjadi dasar penentuan kelulusan dan/atau pemberian sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran dengan hasil baik. Karena umumnya merupakan tes akhir tahun atau akhir jenjang pendidikan, ruang lingkupnya pun sangat luas meliputi seluruh bahan yang telah disajikan sepanjang tahun atau sepanjang jenjang pendidikan. Tingkat kesukaran soalnya pun bervariasi.
Tes Penempatan (Placement Test)
Tes ini disajikan pada awal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan disajikan. Dengan demikian, siswa dapat ditempatkan pada kelompok yang sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki. Tentu saja, hal ini tidak berlaku untuk sistem klasikal seperti yang dilaksanakan di Indonesia. Tes ini hanya dapat diterapkan pada sekolah yang menggunakan sistem individual. Tes ini biasanya disusun dengan ruang lingkup yang luas dan tingkat kesukaran yang dimiliki bervariasi agar antara siswa yang telah dan yang belum menguasai pelajaran dapat membedakan.
Test Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikan. Sepintas lalu, tes ini tampak seperti tes formatif namun penyusunannya berbeda dengan tes formatif atau jenis tes lainnya. Karena tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa, pendidik harus terlebih dahulu mengetahui bagian mana dari pendidikan yang memberikan kesulitan belajar pada peserta didik. Hal itu berarti bahan tes formatif harus disajikan terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang belum dikuasai peserta didik. Setelah diketahui bagian mana yang belum diketahui siswa. Butir-butir soal yang lebih memusat pada bagian itu dapat dibuat sehingga dapat dipakai untuk mendeteksi bagian-bagian pokok bahasan atau sub-pokok bahasan yang belum dikuasai untuk selanjutnya dibuatkan beberapa soal yang tingkat kesukaran yang relatif rendah. Tujuannya adalah agar dapat diperoleh informasi bahwa unit tertentu belum dikuasai sehingga soalnya tidak dapat dijawab meskipun soal-soal itu umumnya mudah. Atas dasar informasi semacam ini, pendidik dapat mengupayakan perbaikannya
0 komentar:
Posting Komentar