SELAMAT DATANG

politik "suara sumbang"(nipu kanu leutik)

Secara teoritis, politik memiliki artian etimologi adalah siyasah atau strategi.
Yang berarti penggalian kemampuan manusia untuk menggunakan kemampuan daya nalarnya untuk melakukan proses perubahan. Sehingga dalam artian terminologi politik berarti memerdekakan manusia untuk melepaskan dirinya dari segala bentuk penindasan, pemerasan, ketidakadilan, kebodohan ataupun kemiskinan dalam kehidupan bersama. Disini politik tentunya akan memberikan kerangka luas pembebasan manusia menjadi insan yang merdeka, yang dalam pandangan islam adalah manusia yang bertauhid. Dengan kata lain, tujuan etis politik melekat pada proses humanisasi sebagai ajang pendidikan agar mampu mewujudkan hak dan tanggung jawabnya sebagai manusia seutuhnya....

Namun dalam kenyataannya, dunia politik kita dimasa kini justru tidak mengindikasikan kehadiran semua itu (esensi, fungsi, dan tujuan politik) diberbagai sektor kehidupan publik. Akibatnya dalam berbagai sektor kehidupan, politik telah kehilangan wataknya yang sublim bahkan dipusat-pusat kegiatan politik sekalipun, seperti di pemerintahan,legislatif, ataupun didalam partai politik itu sendiri, politik telah kehilangan sosoknya yang orisinil.Secara teoritis, politik memiliki artian etimologi adalah siyasah atau strategi. Yang berarti penggalian kemampuan manusia untuk menggunakan kemampuan daya nalarnya untuk melakukan proses perubahan. Sehingga dalam artian terminologi politik berarti memerdekakan manusia untuk melepaskan dirinya dari segala bentuk penindasan, pemerasan, ketidakadilan, kebodohan ataupun kemiskinan dalam kehidupan bersama. Disini politik tentunya akan memberikan kerangka luas pembebasan manusia menjadi insan yang merdeka, yang dalam pandangan islam adalah manusia yang bertauhid. Dengan kata lain, tujuan etis politik melekat pada proses humanisasi sebagai ajang pendidikan agar mampu mewujudkan hak dan tanggung jawabnya sebagai manusia seutuhnya.Namun dalam kenyataannya, dunia politik kita dimasa kini justru tidak mengindikasikan kehadiran semua itu (esensi, fungsi, dan tujuan politik) diberbagai sektor kehidupan publik. Akibatnya dalam berbagai sektor kehidupan, politik telah kehilangan wataknya yang sublim bahkan dipusat-pusat kegiatan politik sekalipun, seperti di pemerintahan,legislatif, ataupun didalam partai politik itu sendiri, politik telah kehilangan sosoknya yang orisinil.Ekspresi politik yang orisinal akan memberikan apresiasi keadilan, kesejahteraan, pemberdayaan yang secara masal akan mampu membentuk pola kehidupan masyarakat ataupun negara menjadi lebih baik. Agenda politik semestinya menyusun kerangka kerja yang mengartikulasikan kehendak rakyat, dan memperjuangkan gagasan untuk memberikan kebaikan kesejahteraan rakyat baik secara material maupun immaterial. Perjuangan politik haruslah terlepas dari sekat-sekat dan arogansi kelompok, keculasan, dan dekadensi moral politikusnya.Bahkan politik seperti di negeri kita, telah mengalami erosi yang begitu besar dalam prosesnya. Kepentingan partai politik yang sempit, kapitalisasi material, perang iklan telah menjadikan kecenderungan partai politik tak ubahnya perseroan bisnis yang menginvestasikan sahamnya dalam kancah perpolitikan. Bahkan terdapat partai politik yang melakukan perekrutan anggota legislatifnya dengan iklan yang membuka lowongan seperti perusahaan yang akan mencari pegawai baru. Akibat dari itu semua partai politik secara dramatik merubah mesin politik berubah menjadi mesin kekuasaan dan pengumpul uang paling efektif atas nama gila kekuasaan dan korupsi.Akibat itu semua, masyarakat menganggap politik adalah sebuah sumber kericuhan, kemunafikan dan keculasan. Politik tak lebih dari perilaku khianat yang bersifat kolektif, yang melembaga secara formal dan konstitusional untuk melakukan penipuan secara legal kepada rakyat. Sudah tidak terhitung lagi kasus-kasus yang memalukan dan menghebohkan para politikus disinggasananya. Rakus kekuasaan, uang, seks dan konspirasi busuk membuat citra politik dinegeri ini bak kotak pandora yang berisikan roh-roh jahat.Pemilu sebulan lagi akan digelar di Negara ini. Hajatan besar bangsa yang menghabiskan tenaga, waktu, uang yang sedemikian besar, atas nama rakyat akan dipentaskan. Hampir setiap kita membuka mata melihat media akan dipenuhi dengan iklan, kuis hingga cerdas cermat politik. Disetiap jalan, gang, tembok dan gedung, gambar foto para artis politik dan partainya dipajang bak pameran jalanan. Namun dari langkah itu semua, tanpa adanya penyadaran politik kepada masyarakat secara luas, bahwasanya setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pelayanan politik dalam artian sebenarnya, maka perpolitikan hanyalah penipuan satu golongan terhadap golongan lainnya, pengkerdilan manusia yang satu kepada manusia lainnya.Oleh karena itu, sudah semestinya bangsa ini sadar untuk mengembalikan hakikat dan martabat perpolitikan dinegeri ini dalam wadah dan prosesnya yang fitri. Keterlibatan dalam perpolitikan berarti melakukan pengabdian untuk hidup ditengah-tengah rakyat, menyatu dengan mereka, memberikan pelayanan, pencerahan dan kesejahteraan dalam kehidupan bersama. Tanpa mengenal ada pemilu atau tidak, partai politik dan para penggeraknya hendaknya terus melakukan program-program pemberdayaan dan menebarkan kebaikan, menjadikan masyarakat Indonesia yang berkeadilan dan berkesejahteraan, yang hidup dalam naungan perdamaian Islam rahmatan lil ‘alamin

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter