SELAMAT DATANG

Tan Malaka di antara Materialisme dan Islamisme

Materialisme adalah suatu filsafat ajaran yang baru berkembang pesat di abad 19, dan dikembangkan oleh beberapa materialis Russia semacam Lenin, Plekhanov dan beberapa filsuf german dan negara lainnya. Materialisme adalah suatu cara pandang yang real terhadap dunia alam raya yang bersifat materi atau kebendaan. Dalam banyak hal materialisme lebih mampu menjelaskan fenomena cara pandang dunia dibanding paham idealisme yang diturunkan secara turun temurun. Materialisme adalah cara pandang abstraksi kebendaan yang ada di luar yang disebut matter dan yang ada di dalam memory otak yang disebut idea. Filsafat ini menegaskan bahwa pemikiran manusia berasal dari abstraksi materialnya. Sebagai contoh sederhana jika Anda tubuh material anda bertinggi 150 cm dan ingin bermain basket dengan baik maka Anda akan berpikir untuk melatih meloncat lebih tinggi untuk bisa bersaing, namun bila tubuh material Anda bertinggi 180 anda tidak akan kerepotan berlatih meloncat untuk bisa bermain basket dengan baik. Dengan demikian filsafat ini adalah materi mendahului ide atau pikiran. Dengan adanya fakta materi terlebih dahulu baru anda bisa berpikir atau mempunyai ide.

Saya sendiri sebagai orang yang dibesarkan di lingkungan muslim Indonesia tentu pada awalnya sangat kuat mempercayai paham idealisme kreasionisme, namun saya mempunyai pengalaman menikah dengan perempuan Russia dimana ideologi mereka adalah dialektika materialisme atau paham mereka adalah paham materialisme. Selain pengalaman tersebut saya sendiri memperdalam filsafat ini lewat buku Madilog Tan Malaka dan Materialisme-nya Lenin dan George Plekhanov. Lenin dan Plekahanov konon mendapat bantuan signifikan dalam mengembangkan filsafat materialisme dari Feuerbach. Dengan mengikuti Baruch Spinoza, Feuerbach menyatakan bahwa materialisme adalah yang primer dan ide adalah yang sekunder. Satu-satunya dasar manusia adalah jasmani, dan jiwa akan mengikuti jasmani. Ambillah dari manusia jasmaninya, maka akan terambil jiwanya, terambil semangatnya. Jasmani adalah bahagian dari dunia objektif dan adanya jiwa adalah tergantung pada jasmani begitu diantaranya uraian Feuerbach.

Saya sendiri semakin mempercayai filsafat materialisme karena selain melihat di tayangan National Geographic, BBC Knowledge, Discovery, Animal Planet, dan tayangan knowledge lainnya semakin terkumpul bukti-bukti kebenaran paham materialisme. Kebenaran evolusi merupakan salah satu kemenangan telak paham materialisme atas paham kreasionisme/idealisme.

Kaum kreasionisme atau idealisme biasanya akan memaksakan kepercayaan yang telah ada padanya untuk menilai kebenaran temuan science, hal ini berbeda dengan kaum materialisme yang belum mengambil kesimpulan kalau science belum membuktikannya secara ilmiah. Kepercayaan-kepercayaan kaum materialisme disusun berdasarkan bukti-bukti temuan science terlebih dahulu, selain itu kaum materialisme selalu menggunakan bukti terbaru yang telah didapatnya dalam menyusun pengetahuannya. Hal ini sangat berlawanan dengan kaum agamis/kreasionis yang menggunakan kitab lama yang tidak mempunyai landasan bukti yang kuat dan semakin hari semakin tergugurkan kebenarannya oleh bukti-bukti baru yang ditemukan oleh kaum materialis.

Materialisme tidak mengakui adanya entitas-entitas keTuhanan, hantu,jin, setan, dan semua hal yang tidak bisa dibuktikan secara inderawi oleh manusia, sehingga kaum materialisme menganggap alam raya ini bekerja secata otomatis dengan sistem dialektika. Materialisme tidak mengenal alam ghaib, dan segala sumber ilmu didapat lewat inderawi manusia, hal yang dipercayainya adalah hal-hal yang telah dan mampu terbuktikan dan hal tersebut hanya ada di science atau ilmu pengetahuan.

Alam keghaiban dan takhyulisme merupakan warisan budaya Indonesia sejak lama. Hal ini dengan cerdik dimanfaatkan oleh oleh penjajah Belanda untuk melanggengkan kekuasaan. Snouck Hurgrunje adalah salah satu seorang penasehat kolonialisme Belanda yang tahu betul penyakit takhyulisme bangsa Indonesia ini dan mempergunakannya sesuai kepentingan kolonial. Dalam dunia kedokteran barat sebenarnya fenomena takhyulisme sudah terjelaskan, dunia kedokteran barat menyebutnya dengan istilah psychedelics. Pengalaman ghaib adalah pengalaman subyektive personal dan memang manusia terkadang mengalami sindrom yang dinamakan pscychedelics terutama jika frekuensi otaknya menurun ke gelombang alfa atau theta yang lebih menonjol.

Untuk itulah perlu direnungkan kembali jika Tan Malaka menulis paham materialisme dialektika logika dan disisi lain dia menuliskan logika mystika. Menurut pendapat pribadi saya Tan Malaka ingin mengusir takhyulisme Indonesia dan bergabungnya dia ke Sarekat Islam merah adalah untuk memperoleh massa untuk membuat bolshewik di Indonesia. Tan Malaka sendiri dalam opini saya adalah seorang master materialisme Indonesia yang tiada bandingannya dibanding tokoh lain. Dalam pandangan saya pan islamisme yang diusung Tan Malaka adalah merupakan strategi perjuangan atau alat perjuangan saja. Hal itu bisa dimaklumi bahwa mayoritas masyarakat Indonesia waktu itu bergabung ke Sarekat Islam dan organisasi Islam lainnya.

Agama jelaslah bukanlah pengetahuan yang didapat dari proses empiris karena agama adalah proses yang dogmatis. Agama adalah suatu paham yang harus kita percayai secara turun temurun tanpa bisa kita buktikan secara inderawi sehingga agama jelas berlawanan sekali dengan filsafat materialisme. Selain itu banyak sekali hal-hal dalam agama tidak bisa dibuktikan lewat kemampuan inderawi manusia.

Dalam pandangan historical dialektika materialisme sendiri, agama bisa menjadi obyek tinjauan, yaitu bagaimana perjuangan kelas tertindas yang berganti menindas. Agama pada mulanya dipakai sebagai alat perjuangan untuk membela kaum tertindas tapi pada kelanjutannya justru digunakan untuk melanggengkan theokrasi dan aristokrasi kekuasaan.

Kristen Orthodox yang membackup Tsar Nicholaas 2 telah diruntuhkan oleh kaum Bolshewik Russia, kerajaan Hindu di nepal telah diruntuhkan oleh kaum Maois dan Marxis-Leninis, dan theokrasi dan aritokrasi tibet telah diruntuhkan oleh pemerintah China yang komunis. Sebelum diruntuhkan mereka semua adalah kaum theokrasi dan aristokrasi dan kelas borjuasi yang sangat menindas rakyat kecil dan membiarkannya dalam kemiskinan dan kebodohan selain mereka memungut pajak yang besar bagi rakyatnya. Singkatnya semua agama pernah digunakan untuk melakukan penindasan terhadap rakyatnya sendiri. Agama sebagai suatu kepercayaan absurd dan theokrasi adalah senjata paling mudah untuk membuat legitimasi seorang manusia yang menjadi raja di bumi merasa sebagai wakit God yang harus dipatuhi perintahnya.

Ideologi materialisme sendiri telah dijadikan suatu ideologi secara resmi oleh suatu negara pertama kali di Uni Soviet, dan boleh dikatakan sejak menerapkan ideologi materialisme Russia mampu mencapai perkembangan IPTEK secara luar biasa cepat dengan dibuktikan merekalah yang mampu mengirim satelit pertama di dunia dengan nama Sputnik dan mengirimkan Yuri Gagarin sebagai manusia yang mampu mengorbit ke luar angkasa pertama kali di dunia dan juga membuat Soyuz pesawat ulang alik yang sampai saat ini masih bisa dipakai dengan baik.

Agama sendiri sulit disatukan dengan filsafat materialisme, karena filsafat materialisme mengajarkan kita berpikir realistis,nyata dan rasional, dan agama merupakan anti-thesis dari pemikiran realistis, nyata dan rasional itu sendiri, untuk itulah di negeri komunis kegiatan agama sangat dibatasi agar rakyatnya mampu berpikir realistis,nyata dan rasional.

Sungguh aneh jikalau hukum utama dari yang utama dan pasti dari alam raya ini adalah perubahan itu sendiri, dan perubahan itu terus mengalir....... sementara masyarakat Indonesia masih menggunakan dasar pemikirannya terhadap kepercayaan kepada kitab kuno sebelum masehi dan 0 masehi serta abad ke 6 masehi yang tentunya sudah tidak mampu menjelaskan banyaknya fenomena yang terjadi seiring perkembangan peradaban dan alam raya.

Dalam pandangan saya sendiri, masa depan adalah masa kemenangan era filsafat materialisme, tayangan-tayangan tv berbasis science dan knowledge semakin memberi bukti-bukti nyata bahwa filsafat materialisme di abad 21 dan mungkin 22 dan seterusnya, kebenarannya tidak bisa terbantahkan. Selamat datang di era materialisme dan rasionalisme...

Suatu weltanshchauung/cara pandang terhadap alam raya yang bekerja secara mekanistik dengan cara dialektika...di dalam alam raya tidak ada suatu kekuatan absolut yang mengaturnya...

Indonesia sebenarnya tidak terlalu butuh perjuangan politik dan ekonomi, tapi yang paling sulit dilakukan adalah perjuangan untuk merubah mindset masyarakatnya...

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter